Senin, 06 Februari 2017

Sang Monster

Artikel ini adalah lanjutan dari Kehilangan Misterius
"Kehilangan yang sarat misteri itu terus berlanjut hari demi hari. Baik ternak maupun sanak saudara lenyap satu per satu. Menyelipkan teror bagi warga yang hampir menyerah dalam perburuan tanpa hasil. Edward pun teringat pada mimpinya beberapa hari yang lalu dan memutuskan untuk menemui Argus sang penyihir."

Edward terbangun di dalam kamarnya.. di dunia paralel. Argus sudah duduk di sampingnya dan tersenyum. "Akhirnya kita bertemu lagi."  Argus memalingkan wajahnya ke luar kamar lalu mendesah. "Maaf.. Aku gagal mencegah kejadian di duniamu."
"Jadi kau sudah tahu semuanya?" Edward mendengus
"Tentu saja.. Onni selalu memberitahuku kejadian-kejadian di duniamu."
"Lalu kenapa kau diam saja?" Edward mulai kesal
"Saat ini tak ada yang bisa kulakukan.. Aku membutuhkanmu untuk menghentikannya."
"Apa maksudmu?!"

"Baiklah, pasang telingamu baik-baik." Argus menarik nafas panjang sebelum memulai penjelasannya. "Kehilangan misterius yang terus terjadi di duniamu disebabkan oleh monster serigala yang mencoba membunuhmu waktu itu." Pria itu memulai ceritanya dengan menjelaskan mengenai werewolf, sang roh serigala. Dengan bantuan Barthos, sang werewolf telah masuk ke dalam dunia nyata dan merasuki seseorang.

Orang yang kerasukan roh werewolf akan berubah menjadi monster serigala saat malam menjelang dan kembali menjadi manusia begitu matahari terbit. Dia tidak akan ingat kejadian apapun begitu ia tersadar. "Kau harus menemukan siapa orang yang dirasuki roh werewolf itu nak."
"Tapi bagaimana caranya? Warga desa sudah berburu berhari-hari namun tak menemukan monster apapun."
"Itu karena mereka berburu saat siang hari. Tak ada monster di siang hari. Cobalah mencari bersama rembulan."

Edward pun manggut-manggut "Lalu apa yang harus kulakukan jika sudah menemukan sang monster?" Anak itu bertanya lagi.
"Lari tentunya. Kau tak mungkin berpikir dapat mengalahkan monster itu kan?" Argus bertanya dengan mimik muka keheranan. "Lawan dia dalam wujud manusianya. Setidaknya kau masih memiliki kesempatan hidup."

"Akan kuajarkan kau sebuah mantera." Argus mengatupkan kedua telapak tangannya lalu berujar "Heratz" Dan tiba-tiba muncul cahaya kebiruan seperti api membakar kedua tangannya."Lalu pukul tepat di jantungnya." Argus memeragakan gerakan menusuk ke dada Edward yang hanya diam terpaku dan menghentikannya tepat satu centimeter sebelum tangannya menyentuh anak itu. "jika kau berhasil mengenainya dengan mantra ini, roh werewolf akan terkirim kembali kesini. kau bisa menyerahkan sisanya padaku."

"Wow!! Ini keren." Edward tercekat karena kagum sekaligus berdebar-bedar. Dia tak menyangka Argus akan mengarahkan serangan itu padanya. "Apakah aku akan bisa melakukannya."
"Ya.. Kau tahu mengapa aku memilihmu di antara semua orang lain untuk datang ke dunia sihir ini?"
"Err.. Tidak juga." Bocah itu tampak bingung
"Karena kau memiliki darah seorang penyihir mengalir di tubuhmu." Pria itu berbicara dengan tenang seperti tak ada yang aneh dengan apa yang baru saja ia katakan.

Edward terdiam mendengar apa yang baru saja diucapkan Argus.
"Hanya seorang penyihir yang bisa melihat Onni."
"tapi ayahku pun melihatnya?" Edward merasa belum yakin
"Itu karena kau telah melihatnya lebih dulu. Onni harus menampakkan dirinya agar kau tak dianggap gila."
"Jika masih tak percaya, cobalah merapal mantra yang baru saja kuajarkan."

Meski ragu, Edward memutuskan untuk mencobanya. Ia pun mengatupkan kedua tangannya lalu berujar "Heras!" Sejenak tangannya seperti menjadi lebih cerah namun sebentar kemudian pudar. "Herasz! Herass!" Edward mencoba lagi namun hasilnya tetap sama saja.
"Tekan kedua jari tengahmu." Argus memberi aba-aba. "Lidahmu harus keluar di antara gigi."
"Heratz!" Dan anak itu berhasil. Cahaya kebiruan menyala dari kedua telapak tangannya yang menyatu.

Artikel selanjutnya dapat dibaca di Pelajaran Pertama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar