Jumat, 13 Januari 2017

Fantasi ON! part 1

"Ayah, tunggu!" Edward berteriak memanggil ayahnya yang berjalan cepat.
"Lihat apa yang kutemukan!" Anak laki-laki itu berjongkok di antara pepohonan rimbun di dalam hutan sambil menunjuk sesosok kucing hitam mungil yang sedang menggigil kedinginan.
"Cepatlah nak! Hari sudah mulai gelap!" Tuan Garret menghentikan langkahnya sambil menoleh ke belakang. Sementara itu, Edward mengulurkan tangannya untuk meraih gumpalan bulu yang terus menatapnya iba.

Setelah berhasil meraih binatang malang itu, Edward pun segera bergegas menyusul ayahnya sambil mendekap erat Onni, nama untuk si kucing yang seketika itu terlintas di benaknya. "Kasihan dia yah. Tubuhnya basah dan kedinginan."
"Untung saja kau melihatnya nak. Jika tidak, dia pasti akan mati malam ini." Tuan Garret menyahut. Kedua orang itu pun berjalan cepat meninggalkan hutan untuk kembali ke perkampungan.

Edward adalah seorang anak berusia dua belas tahun yang tinggal bersama ayah dan ibunya di pinggir hutan. Sejak kecil, dia memang sudah terbiasa menemani ayahnya menebang kayu atau berburu. Sementara ibunya tinggal di rumah untuk mengurus ladang serta mempersiapkan makanan. Sebuah rutinitas yang biasa bagi kebanyakan orang pada masa itu.

"Ibu, kami pulang!" Edward berteriak bersemangat memanggil ibunya yang sedang sibuk di dapur. "Lihat apa yang kubawa!"
"Miaww.." Sahut Onni manja seolah ingin memperkenalkan dirinya pada si empunya rumah.
"Waah.. Lucunyaa.." Nyonya Alice langsung mengelus kepala Onni dengan lembut. 
"Namanya Onni.. Aku menemukannya di hutan tadi. Kupelihara saja ya Bu." Pinta Edward.
"Boleh saja, Ini berikan dia sepotong ikan yang baru saja kumasak tadi." Nyonya Alice kembali ke dapur untuk mengambil makanan. Dalam sekejap saja, potongan ikan itu pun sirna dilahap oleh Onni yang memang sangat kelaparan. Malam itu keluarga kecil Tuan Garret makan dengan lahap ditemani lauk ikan goreng dan seekor kucing manis yang tampak sangat bahagia telah menemukan keluarga baru. 

"Aku lelah.. Huaahm.." Setelah berpamitan pada kedua orangtuanya, Edward meregangkan tubuh sambil melangkahkan kaki perlahan menuju ke kamar. Onni pun mengikutinya dari belakang seolah tak mau jauh dari dewa penyelamatnya. "Krieeek.." Dipan kayu itu berbunyi ketika Edward merebahkan tubuhnya yang sebenarnya tidak terlalu berat dan langsung memejamkan matanya. 

"Terima kasih banyak sudah menyelamatkanku." Tiba-tiba saja Edward mendengar bisikan di dalam kepalanya. Ia pun terhenyak bangkit dari tempat tidurnya. "Kau bisa berbicara?!" Bocah itu bertanya setengah berteriak pada si kucing hitam yang kini menatapnya tajam. Edward pun berlari keluar dari kamarnya untuk mencari ayah ibunya. "Ayah! Ibu! Di..dia bisa berbicara..." Ia berlari sekeliling rumah namun tak menemukan siapapun di sana.

"Tenanglah, tidak ada yang perlu ditakutkan. Ini adalah duniaku. Dunia sihir." Suara itu kembali terdengar di dalam kepala Edward yang kini semakin bingung dan ketakutan. "Siapa kau sebenarnya!" Edward berteriak pada si kucing hitam yang masih berdiri diam dengan matanya terfokus menatap anak itu.
"Aku hanyalah pembawa pesan.. Tidak lama lagi duniaku dan duniamu akan beririsan."
"Apa maksudmu?!" Edward berteriak sambil menutupi telinganya namun suara itu tetap terdengar sangat jelas.
"Makhluk-makhluk dari duniaku akan masuk ke dalam duniamu. Makhluk-makhluk ajaib yang selama ini hanya kauketahui lewat dongeng atau khayalanmu saja."
"MAKHLUK-MAKHLUK APA!!" Edward tidak mampu lagi menahan emosinya yang kalut. 
"Tenanglah dulu anak muda. Tarik nafas dan biarkan aku menyelesaikan apa yang harus kusampaikan." Onni berjalan mendekati Edward yang kini terduduk sambil memeluk lututnya. Tubuhnya bergetar bagaikan orang kedinginan meski udara di dalam rumah sebenarnya cukup hangat.

Sekeras apapun upaya Edward untuk menenangkan diri hanya berbuah detak jantung yang semakin kencang dan keringat dingin yang mengucur semakin deras.
"Aku adalah utusan penyihir Argus untuk membantumu bertahan dari serangan penyihir Barthos yang jahat. Saat ini kekuatannya sudah semakin besar dan dalam waktu dekat ini, dia akan mengirimkan binatang-binatang piaraannya yang mengerikan ke duniamu."
"HENTIKAN OMONG KOSONGMU!! AKU TIDAK PERCAYA SEMUA INI! INI PASTI HANYA MIMPI!" Edward meloncat bangkit dan menyerbu keluar dari rumahnya. Dunianya seketika berubah.

Begitu ia melangkahkan kaki keluar rumah, pekarangan rumahnya mendadak berubah menjadi hutan rimba tempat dia biasa berburu bersama ayahnya. Dalam kebingungan, anak itu pun berbalik sembari berharap dapat kembali masuk ke dalam rumah, setidaknya di situ tidak terlalu mengerikan seperti di dalam hutan nan gelap. Namun bangunan kayu sederhana itu sirna tak berbekas lagi. "Ayah.. Ibu.." Edward merintih ketakutan.

Anak itu berjalan gontai tak tentu arah. Ia sama sekali tak menghiraukan kakinya yang lecet tergores ranting-ranting kering. Bulan separo memancarkan sinarnya yang lembut namun sendu seolah berbagi rasa dengan si bocah malang. Dari kejauhan terdengar suara lolongan serigala yang menciutkan hati.

Dalam keputusasaan mendalam, Edward duduk meringkuk di bawah sebuah pohon besar. Seekor burung hantu bertengger tenang di atasnya. Keringat membasahi sekujur tubuhnya dan membuat luka-lukanya terasa pedih. Di mana aku? Apa itu dunia sihir? Siapa Onni sebenarnya? Benarkah ada penyihir jahat dan makhluk-makhluk mengerikan? Apakah semua ini nyata? Semua pertanyaan itu berputar-putar di dalam otaknya dan membuatnya pusing.


Penasaran dengan kisah Edward selanjutnya? Temukan jawabannya di Fantasi ON! Part 2









Tidak ada komentar:

Posting Komentar